Jumat, 21 November 2014

Filled Under: , ,

Asus Zenfone 6 Phablet Menengah Sekelas Premium

Telepon seluler dengan prosesor Intel di dalamnya kian banyak. Salah satu yang terbaru adalah seri Zenfone dari Asus. Meski Asus selama ini lebih dikenal sebagai produsen laptop dan motherboard, Kelebihan Asus Zenfone 6 belakangan perusahaan asal Taiwan ini juga merambah bisnis perangkat bergerak.

Dalam acara tahunan Consumer Electronics Show (CES) di Las Vegas, Amerika Serikat, pada Januari lalu, Asus memboyong tiga seri ponsel pintar terbarunya sekaligus, Kekurangan Asus Zenfone 6 yang diberi nama Zenfone 4, 5, dan 6. Ketiganya resmi diluncurkan di Indonesia pada 15 April lalu. Asus Zenfone 6

Di antara ketiga seri ini, Zenfone 6 adalah yang termahal karena dibekali berbagai fitur ala ponsel pintar premium. Dalam sepekan terakhir, Tempo sempat mencoba ponsel dengan layar 6 inci alias phablet ini. Bagaimana performa ponsel jumbo ini? Berikut ini ulasannya. Bentuknya segi empat dengan sudut melengkung dan terdapat logo Asus pada bagian depan. Di bawah, terdapat bezel logamterinspirasi oleh desain Asus ZenBookdengan efek kilau cahaya yang berputar. Tepat di atasnya, ada tiga tombol sentuh; Back, Home, dan Recent App. Tak seperti kebanyakan ponsel Andorid, tiga tombol sentuh kapasitif ini tak menyala bila disentuh.

Beralih ke belakang, terdapat kamera 13 megapiksel serta lampu kilat ditemani logo Asus pada bagian atas dan lubang speaker yang berdekatan dengan logo Intel di bawah. Meski penutup belakang berbahan plastik, lapisan doff tetap memberi kesan mewah. Sayangnya, tombol power serta volume tak menyatu dengan bodi ponsel. Hal ini membuat pengguna harus berhati-hati saat melepas cover belakang. Layar sentuh kapasitas berukuran 6 inci dan menggunakan LCD berteknologi in-plane switching (IPS) membuat sudut pandang Zenfone 6 lebih luas. Layar sentuhnya cukup responsif, serasa menggunakan ponsel kelas atas.

Resolusi layar yang mencapai 720 x 1.280 piksel dengan kerapatan 320 ppi membuat tampilan gambar tampak jernih. Apabila pengguna merasa kurang pas atas warna yang disuguhkan, Asus membekali Zenfone 6 dengan aplikasi Asus Splendid. Aplikasi ini berguna untuk mengatur keseimbangan warna yang mencakup hue, temperatur, dan saturasi. Selain itu, Asus menyediakan pengaturan reading mode agar pengguna merasa lebih nyaman ketika membaca.

Versi android yang disematkan ke semua seri Zenfone ini adalah versi 4.3 alias Jelly Bean. Dan, menurut Asus, sistem operasi itu dapat ditingkatkan ke versi 4.4 atau KitKat. Bersama rangkaian seri Zenfone ini, Asus sekaligus memperkenalkan tampilan antarmuka pengguna baru yang diberi nama ZenUI. Layar utama menampilkan tiga halaman yang dapat ditambah hingga sembilan. Masuk ke dalam menu, ZenUI menampilkan ikon-ikon baru berformasi 4 x 4. Dengan formasi 4 x 4, layar 6 inci terasa sesak karena tampilan ikon bisa dikatakan besar untuk usia produktif.

Jarak antar-ikon cukup renggang. Terlebih, bila masuk ke dalam submenu seperti Pengaturan, tampilan font terbaca sangat jelas. Karena font terlihat cukup besar, pengguna berusia di atas 50 tahunan pun masih dapat membaca dengan jelas. Untuk hasil pengujian kinerja pada aplikasi Antutu Benchamark, Zenfone 6 berhasil meraih skor 21.236. Skor ini menempatkan posisinya di bawah HTC One dan memiliki selisih sedikit dengan Samsung Galaxy Note2 yang berada di bawahnya.

Hasil yang fantastis pun didapat ketika diukur dengan menggunakan Quadrant Standard. Skor 10.812 yang diperoleh Zenfone 6 jauh meninggalkan HTC One X dan menempatkan Zenfone pada posisi atas. Untuk mengukur kinerja grafis, Tempo menggunakan aplikasi NenaMark2. Zenfone 6 meraih angka 60,1 fps. Hasil ini berbeda tipis dengan aplikasi Epic Citadel, yang menunjukkan angka 58,7 fps.

Dari sisi dapur pacu, Zenfone 6 ditenagai oleh prosesor dual-core Intel Atom Z2580 dengan kecepatan 2 Ghz berteknologi Hyper-threading dan kapasitas RAM sebesar 1 gigabita. Prosesor ini memiliki dua inti, namun performanya setara dengan empat inti. Dengan kata lain, performa prosesor ini sebanding dengan prosesor empat inti dari produsen lain. Untuk urusan grafis, PowerVR SGX 544MP keluaran Imagination Technologies menjadi andalan. Namun, sayang graphic processing unit (GPU) ini kurang andal dalam menjalankan tugasnya. Terbukti, saat menjalankan arcade game, seperti Asphalt 8 Airbone, terasa ada jeda dan kurang lancar.

Dengan kapasitas baterai sebesar 3.300 mAh Li-Po, hasil yang didapat jauh dari ekspektasi. Baterai Zenfone 6 terasa boros. Untuk pemakaian normal, daya baterai cepat berkurang, apalagi bila pemakaian membutuhkan daya banyak seperti saat bermain game. Ponsel terasa cepat panas di bagian belakang sekitar kamera.

Menyasar segmen kelas menengah, tampaknya Asus serius merangkul konsumen kelas ini dengan menghadirkan ponsel pintar terjangkau berfitur ala ponsel premium. Strategi merusak harga pasar sepertinya cocok dilekatkan pada seri Zenfone ini. Tapi, sayang, Asus Zenfone 6 masih sulit untuk ditemui di pasar alias sangat langka. Padahal, masih banyak pengguna yang ingin dan belum memilikinya. Apalagi harga yang ditawarkan cukup menggiurkan, yakni Rp 3,099 juta per unitnya.

0 komentar:

Posting Komentar